News  

Periode Januari-September, 247 Kali Bencana Alam Terjadi di Kota Sukabumi

Petugas BPBD Kota Sukabumi melakukan asesmen rumah warga yang terdampak cuaca ekstrem di Jalan Bhayangkara, Kecamatan Gunungpuyuh, pada beberapa waktu lalu. Foto: Dok. HALOSMI.
Petugas BPBD Kota Sukabumi melakukan asesmen rumah warga yang terdampak cuaca ekstrem di Jalan Bhayangkara, Kecamatan Gunungpuyuh, pada beberapa waktu lalu. Foto: Dok. HALOSMI.

HALOSMI.ID – Jumlah bencana hidrometeorologi di Kota Sukabumi dari masa ke masa terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data dari Pusdalops PB BPBD, terdapat 247 kali bencana yang tersebar di 7 tujuh kecamatan. Angka tersebut dihimpun selama periode Januari-September 2024.

Berdasarkan data yang diperoleh, bencana yang mendominasi yakni cuaca ekstrem dengan jumlah 113 kejadian, disusul tanah longsor 62 kali, banjir 45 kali, kemudian kebakaran pemukiman 21 kali, angin topan atau beliung 12 kali, gempa bumi enam kali dan terendah kebakaran lahan tiga kali.

Selain itu, akibat bencana hidrometeorologi yang terjadi di Kota Sukabumi ini telah menelan dua korban jiwa, sementara untuk kerugian materil ditaksir mencapai Rp4 miliar.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, mengatakan bahwa dampak bencana hidrometeorologi ini juga menimbulkan kerugian yang ditaksir mencapai lebih kurang Rp4,6 miliar, dengan luas area terdampak 1,2172 Ha, diantaranya 400 KK 410 orang terdampak.

“Akibat bencana yang terjadi memakan dua korban jiwa, sementara untuk kerugian ditaksir mencapai Rp4.616.500.000,” ujar Novian, kepada awak HALOSMI.ID, pada Kamis, 10 Oktober 2024.

Selain itu, lanjut Novian, akibat bencana ini juga terdapat dua orang meninggal dunia, kemudian satu orang luka berat, lalu dua luka ringan, delapan jiwa mengungsi dan delapan jiwa terdampak.

“Bencana ini juga mengakibatkan 530 unit bangunan mengalami kerusakan, dengan rincian 42 unit rusak berat, 115 unit rusak sedang dan 373 unit rusak ringan,” imbuhnya.

Ia pun menuturkan pada April ya merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat dengan jumlah 72 kejadian bencana, kemudian disusul Maret 39 kali kali kejadian, Januari 36 kali kejadian, Mei 35 kejadian, Juni 25 kali kejadian, Februari 18 kejadian, September 15 kasus, Juli 14 kasus dan Agustus 2 kasus.

“Secara aggregate bencana alam sepeeti cuaca ekstrem, tanah longsor dan banjir itu paling mendominasi di Kota Sukabumi,” ungkapnya.

Khusus bencana pada September, lanjut dia, tercatat ada 15 kali kejadian. Ia menyebut, cuaca ekstrem menjadi bencana yang mendominasi yaitu enam kali, kebakaran permukiman empat kali, banjir dua kali, lalu terendah yaitu angin topan/beliung, kebakaran lahhan dan tanah longsoe 1 kali masing-masing 1 kali.

“Jadi pada September ini hal itu dikarenakan pada bulan tersebut anomali cuaca musim kemarau basah. Bulan September ini jumlah jiwa terdampak 2 orang dan 2 unit bangunan dengan taksiran nilai kerugian Rp12.500.000 dengan 0,0210 Ha terdampak,” pungkasnya. (***)