Ragam  

Warga RI Berbondong-bondong Beli Emas, Apakah Keputusan Tepat?

HALOSMI.ID- Warga RI berbondong-bondong beli emas usai lebaran. Beberapa Toko yang Kami lewati antrian beli emas bahkan sampai mengular. Lantas, apakah tepat membeli emas saat ini?

Dari pantauan CNBC Indonesia, pukul 10.30 WIB, antrean di gerai terlihat mengular sekitar 200 meter panjangnya, dengan kondisi antrean yang dibuat berliku-liku. Namun tidak berhenti di situ, manajemen mall bersama Antam membagi dua antrean untuk pembelian emas.

Para pemburu emas Antam ini rela antre berjam-jam demi mendapatkan logam mulia yang harganya tengah “diskon”.

Berdasarkan website logam mulia, harga emas Antam tercatat Rp1.781.000 per gram pada Minggu 6 April. Angka tersebut turun dibandingkan harga emas saat rekor di Rp1.836.000 per gram pada Kamis e April.

Saat harga sedang turun memang menjadi kesempatan baik untuk membeli emas. Sebab aset yang dijuluki safe haven tersebut menjadi pelindung risiko ekonomi yang dapat menggerus nilai aset.

Selain sebagai lindung nilai, emas dapat menjadi pilihan investasi jangka panjang bagi para investor. Sebab emas adalah instrumen investasi minim risiko.

Salah satu kekhasan emas sebagai aset investasi adalah nilainya tetap bertahan bahkan semakin bertumbuh saat ekonomi sedang gonjang-ganjing atau bahkan resesi. Hal ini juga yang membuat harga emas terus melonjak dan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa di tengah ketidakpastian ekonomi akhir-akhir ini dan mungkin akan terus berlanjut.

Sehingga bisa dikatakan kilau harga emas akan masih terus terpancar ke depan.

Penurunan emas yang terjadi saat ini temporer dan berpotensi melanjutkan kenaikan karena bersiap menghadapi gejolak ekonomi yang dipicu oleh perang dagang Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Keyakinan harga emas masih akan menguat tertuang di dalam analisis optimis para perusahaan investasi. Proyeksi mereka emas akan mencatatkan rekor harga baru.

Minggu lalu, Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga emasnya menjadi US$3.300 per troy ons pada akhir tahun, naik dari US$3.100 per troy ons. Bank of America (BoA) juga menaikkan perkiraan emasnya baru-baru ini.

Michael Widmer, kepala penelitian logam di Bank of America (BoA), mengatakan kepada NPR bahwa lonjakan emas baru-baru ini “hampir secara eksklusif didorong” oleh ketakutan dan ketidakpastian terkait tarif.

Investor tidak hanya membeli emas batangan, mereka juga menggelontorkan uang ke dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas, yang dikaitkan dengan harga emas. ETF tersebut memungkinkan orang untuk berinvestasi dalam emas tanpa memilikinya secara fisik.