HALOSMI.ID- Pola Asuh ‘Lazy Parenting’ Mungkin Terdengar asing ya, Maka dari itu artikel ini akan membahas seperti apa sih Lazy parenting ini untuk perkembangan anak.
Pada dasarnya, saat menerapkan pola asuh ini orang tua seakan seperti pengawas yang tidak terlalu banyak terlibat dalam keseharian anak. Tidak selalu menyediakan kebutuhan anak, yang sebenarnya masih bisa mereka lakukan sendiri.
Bukan berarti karena orang tua benar-benar malas dalam arti sebenarnya, tetapi lebih kepada dengan sengaja membiarkan anak agar mau lebih berusaha mandiri.
Apa itu pola asuh lazy parenting?
Lazy parenting adalah pengasuhan dengan lebih banyak memberi anak kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan rasa percaya diri, kemandirian, dan tanggung jawab anak.
Ini tentang keputusan orang tua mengambil langkah mundur dengan penuh kesadaran, untuk membiarkan anak berjuang sendiri sejenak daripada terburu-buru dan selalu ‘menyelamatkannya’.
Dengan demikian, diharapkan anak bisa mengetahui seberapa besar kemampuan mereka yang sebenarnya. Sering kali kondisi ini terlewatkan karena orang tua terlalu banyak membantu anak dan mereka jadi lebih jarang berusaha.
Adakah manfaat pola asuh lazy parenting bagi anak?
Ketika orang tua selalu turun tangan saat anak menghadapi suatu masalah atau dalam keperluan sehari-harinya, anak tidak mendapat kesempatan untuk mempelajari apa yang mampu mereka lakukan.
Nah selain itu bergantung pada usianya, lama-kelamaan anak memiliki pola pikir bahwa bahwa mereka memang sebenarnya tidak mampu.
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kecemasan saat anak mulai menghadapi kehidupan di luar rumah lantaran orang tua tidak selalu ada untuk membantu.
Jika orang tua terus mengantisipasi dan menangani setiap tantangan bagi anak, mereka juga kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan hidup dasar.
Lalu Kapan orang tua perlu turun tangan?
Orang tua harus membantu atau memimpin ketika anak jelas-jelas kesulitan melebihi tingkat keterampilan mereka. Bantuan ini sebaiknya diberikan hanya setelah memberikan bimbingan yang tepat kepada anak dan memberi anak kesempatan untuk mencoba tugas yang sesuai dengan usianya secara mandiri.
Ketika orang tua turun tangan dan membantu, cara mereka melakukannya juga penting.
Melalui cara ini, anak belajar bahwa tidak apa-apa untuk meminta bantuan, tetapi mereka juga mengembangkan kepercayaan diri untuk menyelesaikan tugas-tugas hariannya.
Penting juga untuk orang tua langsung turun tangan jika anak menghadapi dalam bahaya. Hal ini terutama untuk melindungi anak dan mengadvokasi mereka saat dibutuhkan.