News  

Sukabumi Porak-poranda Diterjang Banjir Bandang dan Longsor

HALOSMI.ID – Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kembali diterpa musibah. Hujan deras yang mengguyur selama dua hari berturut-turut, yakni Selasa-Rabu 3-4 Desember 2024, mengakibatkan bencana alam yang meluas. Banjir bandang akibat luapan sungai, longsor, dan pergerakan tanah menjadi ancaman serius bagi warga.

Laporan sementara Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat, hingga Rabu sore ada empat titik lokasi terdampak banjir, tujuh titik terdampak longsor, tujuh titik terdampak cuaca ekstrem dan empat titik terdampak pergerakan tanah. Bencana tersebar di 20 kecamatan dengan 27 desa.

Banjir yang berdampak cukup parah berlokasi di wilayah Kecamatan Sagaranten dan Pabuaran. Banjir terjadi akibat luapan Sungai Cikaso. Selain merendam rumah dan bangunan lainnya, banjir juga menyeret enam mobil minibus. Laporan sementara, tak ada korban jiwa akibat bencana tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena mengatakan, berdasarkan laporan dari camat setempat, debit air masih cukup tinggi sehingga warga diminta untuk evakuasi. BPBD masih menyiagakan personelnya untuk melakukan evakuasi dan asesmen di lokasi-lokasi terdampak. Deden belum bisa menyebutkan berapa rumah dan berapa jiwa yang terdampak akibat banjir tersebut.

“Hingga saat ini kondisi airnya masih tinggi sehingga belum bisa dilalui juga oleh kendaraan. Kami masih menunggu laporan lebih lanjut dari petugas di lapangan. Karena bencana ini terjadi hampir merata di beberapa wilayah Kabupaten Sukabumi,” ungkap Deden saat diwawancarai di Gedung Pendopo Sukabumi, Rabu 4 Desember 2024.

Masih kata Deden, longsor juga mengakibatkan dua warga tertimbun longsor di Kecamatan Gegerbitung dan Kecamatan Simpenan. Satu orang yang diketahui masih balita Kecamatan Simpenan yang tertimbun dikabarkan meninggal dunia. Sementara satu warga Kecamatan Gegerbitung atas nama Emah (50) masih dicari.

Memang di dua hari ini kabupaten Sukabumi sampai 24 jam diguyur hujan merata di seluruh kabupaten Sukabumi sehingga dampak-dampaknya tentunya di bagian hilir yang menjadi muara itu di antaranya Palabuhanratu ibu kota itu ada 20 kecamatan yang terdampak di tersebar di 27 desa sementara data ini yang kami terima pada pukul 13.00 ini

Kami juga masih mendata kejadian-kejadian yang paling penting ada 2 ruas jalan provinsi yang hari ini tidak bisa diakses kemudian jalan nasional sedang ditangani mudah-mudahan sore ini bisa kembali terbuka jalur antara cikembang menuju Palabuhanratu

“Di Gegerbitung sedang dilakukan pencarian. Tentunya kami BPBD beserta pemerintah daerah, para camat, forkopimcam sama-sama hari ini bergerak untuk membantu warga masyarakat yang terkena dampak. Jalur komunikasi agak terputus sehingga akan memperlambat laporan,” ungkap Deden.

Pergerakan Tanah

Di lokasi terpisah, bencana pergerakan tanah merusak puluhan rumah di Kampung Cihonje RT01/06, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar. Lokasinya berdekatan dengan Sungai Cimandiri, cukup jauh diakses dari jalan utama. Satu kampung terpaksa dikosongkan. Sedikitnya ada 40 KK atau 127 jiwa harus mengungsi sementara di Kantor Desa Sukamaju.

“Kejadiannya itu pas Selasa siang, ada yang lapor rumahnya ada retakan-retakan. Saya cek juga ke teras masjid, ternyata benar ada retakan juga. Saya telusuri, semakin ke sini semakin luas retakannya. Malamnya, retakannya semakin lebar dan meluas, saya langsung hubungi aparat desa minta supaya warga segera dievakuasi,” kata Ketua RT setempat, Wawan (64) di lokasi pergerakan tanah.

Wawan menuturkan, pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, warga kembali melaporkan ada rumah nyaris ambruk. Baru pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB, beberapa rumah warga yang retak-retak mulai ambruk, disertai kondisi jalan dan tanah ambles. Saat itu juga, Wawan bersama warga lainnya langsung evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman, dikasih tempat di kantor desa.

“Warga semuanya, satu kampung langsung cari tempat aman. Kampung Cihonje dikosongkan. Rumah dan seisinya, harta benda, semuanya ditinggalkan di rumah. Alhamdulillah jadi tidak ada korban jiwa. Hanya saja warga berharap ada solusi terbaik dari pemerintah,” kata Wawan. (***)