HALOSMI.ID- Guys, Harga emas dunia terus melonjak beberapa bulan belakangan ini. Mengutip Bloomberg, harga emas di pasar spot berada di level US$3.373 per ons troi.
Harga itu melesat jauh dibanding awal tahun yang berada di kisaran US$2.640 per ons troi. Sementara itu di Bursa Comex, harga emas bertengger di US$3.392 per ons troi.
Harga melesat jauh dibanding awal tahun kemarin yang masih US$2.654 per ons troi.
Sejumlah faktor menjadi pendorong kenaikan harga emas belakangan ini. Mengutip CNN berikut ini alasannya:
1. Perang dagang yang dikobarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Perang dagang yang dikobarkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah negara, terutama China menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan harga emas dunia melesat naik pada beberapa bulan belakangan ini.
Perang dagang tersebut telah menimbulkan ketidakpastian ekonomi.
Pasar atau investor yang cemas dan khawatir dengan kondisi ekonomi, memilih untuk mengalihkan investasinya ke aset aman, salah satunya emas.
Alhasil, harga emas melesat tajam saat kecamuk perang dagang.
2. Adanya Ancaman Resesi Global
Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global, terutama di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jerman, mendorong investor untuk beralih ke emas.
Emas dianggap sebagai aset yang stabil dan dapat mempertahankan nilainya selama periode ketidakpastian ekonomi. Laporan menunjukkan bahwa investor meningkatkan pembelian emas di tengah melemahnya dolar AS dan kekhawatiran akan resesi.
CEO BlackRock, Larry Fink, mengatakan dalam sebuah wawancara terbaru bahwa Amerika Serikat mungkin sudah berada dalam resesi atau sangat dekat mengalaminya akibat tarif besar-besaran yang diberlakukan oleh Presiden Trump.
“Saya pikir kita sangat dekat, jika tidak sedang berada dalam resesi saat ini,” ujar Fink dalam penampilannya di program CNBC “Squawk on the Street”.
Ekonom dari Goldman Sachs, yang dipimpin oleh Jan Hatzius, telah mengubah pandangan mereka menjadi lebih pesimistis terhadap ekonomi AS setelah tarif baru yang bersifat spesifik untuk masing-masing negara mulai diberlakukan. Mereka menaikkan peluang terjadinya resesi di AS dari 35 persen menjadi 45 persen.
Sementara itu, JP Morgan bahkan lebih agresif, menaikkan probabilitas resesi tahun ini dari 40 persen menjadi 60 persen.
Peningkatan kemungkinan resesi ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari kebijakan tarif Presiden Trump terhadap ekonomi domestik. Ketika ketidakpastian meningkat dan biaya impor naik, perusahaan dan konsumen bisa menahan belanja dan investasi-dua faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi.