PMI dan DPUTR Kota Sukabumi Sosialisasikan Kesiapsiagaan Bencana Megathrust

PMI dan DPUTR saat mensosialisasikan kesiapsiagaan bencana megathrust dalam talk show di salah satu radio di Kota Sukabumi. Foto: Istimewa.
PMI dan DPUTR saat mensosialisasikan kesiapsiagaan bencana megathrust dalam talk show di salah satu radio di Kota Sukabumi. Foto: Istimewa.

HALOSMI.ID – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi akan melanjutkan program kesiapsiagaan bencana yang sebelumnya dilaksanakan di Kecamatan Baros bersama Palang Merah Amerika Serikat (Amcross). Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman gempa bumi megathrust.

Project Manager Earthquake Readiness PMI Kota Sukabumi, Dinar Mochamad, mengatakan dalam program kesiapsiagaan bencana tahap pertama, pihaknya telah melakukan beberapa hal seperti membentuk relawan bencana serta menyusun peta risiko bencana. Adapun tujuan dari program tersebut adalah meningkatkan literasi masyarakat mengenai kebencanaan.

“PMI Kota Sukabumi sedang mengembangkan program kesiapsiagaan bencana gempa bumi yang didukung oleh Amcross dan didanai USAID. Tujuan program ini untuk meningkatkan literasi masyarakat dalam mitigasi gempa bumi. Pada tahap pertama kami sudah membentuk relawan di masyarakat, kemudian melakukan kajian kerentanan dan kapasitas wilayah, peta risiko bencana dan menyusun SOP bersama kelurahan,” ujarnya.

Salah satu hal yang telah dilaksanakan pada program tahap pertama dan akan dilanjutkan saat ini adalah bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Sukabumi, yaitu mensosialisasikan secara luas implementasi teknik retrofitting untuk memperkuat struktur bangunan.

Pejabat Fungsional Teknik Tata Bangunan dan Perumahan DPUTR Kota Sukabumi, Rilda Kardian Sudirman, menjelaskan bahwa kolaborasi pihaknya dengan PMI dalam implementasi teknik retrofitting sudah dilakukan sejak tahun 2019 melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.

“Retrofitting yaitu metode atau teknik untuk melengkapi bangunan dengan memodifikasi, dengan menambah bagian atau peralatan baru yang dianggap perlu untuk memperkuat struktur bangunan,” jelasnya

Ia menuturkan, untuk memperkuat struktur bangunan agar bisa meredam getaran gempa, masyarakat bisa menggunakan teknik ferrocement dalam struktur bangunan mereka.

“Ferrocement yaitu metode penguatan rumah dengan dasar penggunaan kawat anyam atau wiremesh, sebagai lapisan pada dinding pasangan bata yang bisa menahan beban dinamis pada saat gempa terjadi,” pungkasnya. (***)