HALOSMI.ID – Jumlah bencana hidrometeorologi di Kota Sukabumi dari masa ke masa terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data dari Pusdalops PB BPBD, terdapat 579 kali bencana yang tersebar di 7 tujuh kecamatan. Angka tersebut dihimpun selama periode Januari-November 2024.
Berdasarkan data yang diperoleh, bencana yang mendominasi yakni banjir dengan jumlah 248 kejadian, disusul cuaca ekstrem 271 kali, tanah longsor 91 kali, kemudian angin topan atau beliung 35 kali, kebakaran pemukiman 25 kali, gempa bumi enam kali dan terendah kebakaran lahan tiga kali.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Suhendar, mengatakan bahwa dampak bencana hidrometeorologi ini juga menimbulkan kerugian yang ditaksir mencapai lebih kurang Rp9,4 miliar, dengan luas area terdampak 1,7834 Ha dan 1.424 KK terdampak.
“Akibat bencana yang terjadi di Kota Sukabumi telah menelan tiga korban jiwa, sementara untuk kerugian ditaksir mencapai Rp9.473.750.000,” ujar Suhendar, kepada HALOSMI.ID, Kamis, 5 Desember 2024.
Selain itu, lanjut Suhendar, bencana ini juga mengakibatkan 1.536 unit bangunan mengalami kerusakan, dengan rincian 70 unit rusak berat, 198 unit rusak sedang dan 1.268 unit rusak ringan.
“Ya akibat bencana ini juga terdapat satu jiwa luka ringan, kemudian dua jiwa luka ringan, 37 jiwa mengungsi dan 49 jiwa terdampak” ungkapnya.
Ia menjelaskan, pada November merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat dengan jumlah 306 kali kejadian bencana, disusul April 72 kali, Maret 39 kali, Januari 36 kali, Mei 35 kali, Juni 25 kali, Februari 18 kali, September 15 kali, Juli 14 kasus, Oktober 10 kasus dan Agustus 2 kasus.
“Secara aggregate, banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor itu paling mendominasi di Kota Sukabumi,” ungkapnya.
Adapun wilayah kecamatan yang tertinggi terdampak bencana diantaranya, Kecamatan Citamiang sebanyak 138 kali kejadian, dan terendah di Kecamatan Lembursitu yang jumlahnya mencapai 53 kali kejadian. Sedangkan, lima kecamatan lainya masih tergolong tinggi.
“Ya untuk Kecamatan Cikole ada 96 kali kejadian, Cibeureum 87 kali, Gunungpuyuh 78 kali, Baros 63 kali dan Warudoyong 63 kali,” paparnya.
Sementara itu, sambung Suhendar, khusus bencana pada Oktober itu tercatat ada 306 kali kejadian. Ia menyebut, banjir menjadi bencana yang mendominasi yakni sebanyak 202 kali, disusul cuaca ekstrem 50 kali, tanah longsor 29 kali, angin topan/beliung 23 kali, dan terendah kebakaran permukiman dua kali, hal tersebut dikarenakan pada bulan November anomali cuaca masuk pada musim penghujan.