Menkop Beberkan Keuntungan dari Program Koperasi Merah Putih

HALOSMI.ID- Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi membeberkan sejumlah keuntungan dari program pembentukan 80.000 koperasi desa Merah Putih.

Program ini, menurutnya, bukan hanya menjawab berbagai persoalan ekonomi di desa, tetapi juga membawa solusi konkret untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional hingga menekan pinjaman online (pinjol) ilegal.

“Pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih merupakan program visioner dari Presiden Prabowo dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan. Yang paling penting, ini adalah jawaban atas berbagai permasalahan ekonomi yang ada di desa serta memperkuat ekonomi desa,” kata Budi saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin 26 Mei.

Menurut Budi, koperasi ini akan mengkonsolidasikan seluruh aktivitas ekonomi desa mulai dari hulu hingga hilir.

“Dari desa sebagai sumber bahan baku atau bahan pokok, dan distribusinya dikonsolidasikan melalui koperasi ini. Ini akan menjadi usaha yang berkelanjutan dan menghidupkan perekonomian desa,” sambungnya.

Ia pun menyoroti ketimpangan ekonomi yang terjadi, dimana perekonomian desa kini hanya menyumbang 14% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

“Terlalu timpang dan tidak seimbang dengan potensi yang dimilikinya,” sebut dia.

Untuk itulah, lanjutnya, koperasi desa hadir sebagai solusi atas berbagai kebutuhan dan persoalan mendasar masyarakat desa. Salah satu masalah besar yang diidentifikasi adalah harga jual hasil pertanian dan perikanan yang rendah karena rantai distribusi yang terlalu panjang.

“Produsen seperti petani, nelayan, UMKM, hanya menerima harga jual minim karena banyaknya tengkulak. Rantai distribusi yang panjang ini harus kita potong agar mereka bisa dapat harga lebih baik,” jelasnya.

Tak hanya itu, masalah pengangguran di desa juga menjadi perhatian. “Anak muda di desa kesulitan mencari kerja, sehingga banyak yang merantau ke kota bahkan jadi pekerja migran. Kalau satu koperasi butuh 20 sampai 25 pegawai, maka akan terbuka 1,6 sampai 2 juta lapangan pekerjaan baru di desa,” kata Budi.

Stabilisasi Harga Sembako

Menyoal harga bahan pokok yang kerap tidak stabil, menurutnya, koperasi desa juga mampu membantu menstabilkan dengan mengandalkan sistem distribusi lokal.

“Kita bisa perkuat sistem distribusi lokal yang efisien dan tidak bergantung pada pemasok luar desa,” ujarnya.

Selain itu, ia menyebut rencana penyediaan fasilitas kesehatan di desa melalui koperasi. “Banyak desa yang belum punya akses kesehatan yang layak dan terjangkau. Untuk itu akan dihadirkan klinik dan apotek desa dengan harga obat yang terjangkau,” ucap dia.