Mengenal Kardiomiopati, Kelainan Otot pada Jantung Pemicu Mati Mendadak

HALOSMI.ID- Seperti yang Kita Tahu, Kematian mendadak pada seseorang sering dikaitkan dengan penyakit jantung. Kondisi tersebut tentu menjadi hal menakutkan bagi banyak orang.

Menurut Kementerian Kesehatan, kebanyakan kejadian ini disebabkan karena penyakit genetik pada jantung yang sulit dideteksi karena tidak adanya keluhan.

Kematian mendadak ini terkadang terjadi pada orang usia muda di bawah 35 tahun dengan angka kejadian lebih banyak di pria dibandingkan wanita dan telah dilaporkan terjadi pada 1 dari 50.000 orang hingga 80.000 orang (pada atlet) per tahun.

Salah satu jenis penyakit jantung yang tak banyak diketahui dan menyebabkan kematian mendadak adalah kardiomiopati. Ini merupakan penyakit karena kelainan atau kerusakan otot jantung.

Kardiomiopati dapat menyebabkan kematian mendadak pada individu yang terkena selama masa kanak-kanak atau remaja.

Kardiomiopati merupakan salah satu kelainan pada otot jantung. Kondisi ini bisa mengganggu kinerja jantung, sebab penyakit ini merupakan tanda ada kelainan secara struktur ataupun fungsi organ tersebut.

Kardiomiopati merupakan kelompok penyakit otot jantung, termasuk hipertrofik cardiomyopathy (HCM)- penebalan otot jantung, dilated cardiomyopathy (DCM)- penipisan dan pelemahan otot jantung, dan arrhythmogenic cardiomyopathy (ARVC)- kelainan otot jantung, di mana otot digantikan dengan jaringan lemak/parut.

Umumnya, kondisi ini kerap terjadi tanpa adanya gejala. Namun beberapa gejala yang biasa muncul seperti perut kembung, detak jantung tidak teratur, nyeri dada, kaki bengkak, pusing dan pingsan.

Pengobatan dan Diagnosis Kardiomiopati

Untuk pengobatan kardiomiopati tergantung pada gejala serta tingkat kondisi pasien. Tujuan dari pengobatan adalah untuk meredakan dan mencegah perburukan gejala, serta mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.

Dokter akan memberikan obat-obatan yang dibutuhkan. Jika obat-obatan tidak mampu meredakan gejala kardiomiopati yang sudah terlalu parah, pasien dapat menjalani operasi jantung.

Untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit otot jantung, disarankan agar kerap melakukan diagnosis dengan Elektrokardiogram (EKG), Ekokardiogram, dan MRI (Magnetic Resonance Imaging).