Mengenal Disfonia Fungsional, Penyakit Suara Serak Berbahaya!

5. Masalah Pita Suara

Beberapa masalah pita suara yang menyebabkan disfonia antara lain perdarahan atau ketika pembuluh darah pada pita suara pecah, hingga jaringan otot terisi darah.

Kondisi ini mungkin juga terjadi karena kelumpuhan pita suara yang menyebabkan salah satu atau kedua pita suara tidak dapat membuka atau menutup sebagaimana mestinya.

6. Muncul Sel Nonkanker

Suara akan bermasalah ketika muncul sel nonkanker berupa nodul, polip, papiloma, dan kista yang tumbuh di pita suara atau laring.

7. Disfonia Jenis Lain

Masalah suara serak ini juga mungkin berkaitan dengan disfonia jenis lain, seperti disfonia spasmodik atau gangguan bicara neurologis kronis.

Ada juga muscle tension dysphonia, yaitu kondisi ketika pita suara dan otot-otot menjadi tegang yang disebabkan oleh cedera leher, bahu, atau dada.

8. Penyakit dan Gangguan Neurologis

Penyakit neurologis seperti stroke atau parkinson dapat mempengaruhi bagian otak yang mengontrol otot-otot di laring, sehingga juga menyebabkan suara serak. Penyakit ini termasuk serius karena bisa menyebabkan kematian.

9. Kanker

Penyebab terakhir adalah penyakit kanker yang tentunya sangat berbahaya. Kanker yang mungkin mempengaruhi adalah kanker laring, kanker paru-paru, dan kanker tenggorokan.

Penanganan Disfonia Fungsional

Penanganan disfonia fungsional bisa berbeda-beda sesuai dengan penyebab atau penyakit yang berkaitan.

Berikut beberapa cara penanganannya:

Perdarahan pita suara atau disfonia tegang otot: istirahatkan suara atau lakukan terapi suara dengan ahli patologi wicara-bahasa.

Pilek dan infeksi sinus: minum obat-obatan apotek atau dokter akan memberikan antibiotik untuk infeksi bakteri.

Radang tenggorokan: antibiotik atau kortikosteroid.

Nodul vokal, kista dan polip, atau papiloma: pembedahan dan/atau terapi suara.

Kanker atau penyakit neurologis: penyedia layanan kesehatan akan menangani sesuai diagnosis.

Pencegahan Disfonia Fungsional

Disfonia atau suara serak terkadang muncul begitu saja, sehingga tidak sepenuhnya bisa dicegah. Namun ada beberapa kebiasaan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko disfonia, antara lain:

1. Minum air cukup.
2. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok.
3. Jangan minum alkohol dan/atau kafein.
4. Gunakan pelembab udara di dalam ruangan.
5. Hindari makanan pedas.
6. Hindari aktivitas berat yang melibatkan suara, misalnya berbicara dalam waktu yang lama, berbicara dengan suara keras, atau berteriak.
U. Gunakan alat pengeras suara agar tidak perlu berteriak.

Nah, itulah penjelasan mengenai disfonia fungsional yang memiliki gejala suara serak. Tetap waspadai jika gejalanya tak segera membaik, karena bisa jadi berkaitan dengan penyakit mematikan.