Melatih Anak Bermental Baja Tumbuh Tangguh dengan Aturan 5R

HALOSMI.ID- Ada begitu banyak aturan pola asuh atau parenting yang bisa diterapkan orangtua agar anak tumbuh dengan baik, salah satunya tangguh dan bermental baja. Kita tahu kehidupan tidak selalu tentang kebahagiaan, ada banyak tantangan dan ‘badai’ yang akan menghadang.

Sebagai orangtua, tentu ingin melindungi anak-anaknya dari kejamnya dunia. Namun, orangtua tidak bisa melindungi anaknya selamanya. Pada akhirnya, sang anak harus menempuh jalan yang dipilihnya dan menghadapi tantangan hidupnya sendiri.

Oleh karena itu, penting untuk membantu anak tumbuh menjadi sosok yang tangguh dan bermental baja. Tugas orangtua bukan hanya soal melindungi anak dari tantangan hidup, namun juga menunjukkan dan mempersiapkan mereka cara mengatasinya.

Ada aturan ‘5R’ yang bisa diterapkan orangtua untuk membantu anak tumbuh menjadi sosok yang tangguh dan bermental baja.

1. Relationships (Hubungan)

Hubungan yang erat dan kuat antara orangtua dan anak mampu membuat mereka mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami yang namanya stres.

Ada tiga jenis stres yang bisa dialami anak:

Stres positif: Ini bisa terasa seperti kegembiraan, seperti rasa semangat sebelum hari pertama sekolah. Jenis stres ini bagus untuk perkembangan.

Stres yang dapat ditoleransi: Ini terjadi ketika seorang anak mengalami sesuatu yang lebih parah, seperti kehilangan orang yang dicintai dan dapat dikelola dengan lebih baik jika mereka memiliki setidaknya satu hubungan baik dengan pengasuhnya.

Stres beracun: Ini adalah respons yang kuat terhadap kesulitan yang berkepanjangan, seperti melihat kekerasan atau mengalami kesulitan ekonomi yang terus-menerus. Stres beracun terjadi ketika tidak ada hubungan yang protektif.

2. Reflection (Refleksi)

Ketika orangtua memiliki segudang aktivitas, mungkin sulit untuk bisa bermeditasi di pagi hari. Namun, menurut Pressman, cobalah untuk meluangkan waktu sejenak dalam sehari untuk melakukan refleksi.

Ini dapat membantu orangtua untuk melihat apa yang mereka dan anak-anak butuhkan. Selain itu, juga bisa membantu mengarahkan orangtua untuk memberikan respons yang lebih terukur, dibandingkan dengan respons spontan.

Anak-anak akan memperhatikan seberapa baik orangtua mengatur diri sendiri. Orangtua juga bisa mengajak anak mereka untuk melakukan refleksi diri untuk mendapatkan rasa tenang.

Jika dilakukan bersama anak, waktu untuk refleksi ini tidak perlu diperlakukan sebagai sebuah ‘tugas’ yang kaku. Cobalah sambil duduk di sofa depan tv, ketika anak sedang memakan permen, cobalah meminta mereka untuk diam sejenak untuk refleksi.