HALOSMI.ID- Umur Harapan Hidup (UHH) masyarakat Indonesia naik. Namun masih ada beberapa wilayah yang masih berada di rata-rata atau bahkan masih rendah, wilayah mana saja ya?
UHH di Indonesia pada 2024 tercatat sebesar 72,39 tahun, meningkat 0,22 tahun atau 0,30%. Pertumbuhan UHH 2024 ini ternyata lebih tinggi dibandingkan rata-rata kenaikan pada periode 2020-2023 sebesar 0,25% per tahun.
UHH adalah indikator yang menggambarkan rata-rata usia yang diharapkan dapat dicapai oleh seseorang sejak lahir dengan asumsi kondisi sosial, ekonomi, dan kesehatan tetap stabil sepanjang hidupnya.
Juga mencerminkan kualitas hidup masyarakat di suatu wilayah, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti akses layanan kesehatan, tingkat pendidikan, pola hidup sehat, dan kondisi ekonomi.
Faktanya, kenaikan UHH secara nasional, belum terakselerasi optimal terutama pada 10 provinsi ini yang mencatat nilai UHH di bawah rata-rata :
Papua Pegunungan 64.80
Sulawesi Barat 66.27
Papua Selatan 66.45
Maluku 66.99
Papua Tengah 66.99
Papua Barat 67.05
Nusa Tenggara Barat 67.73
Papua Barat Daya 67.85
Nusa Tenggara Timur 67.99
Papua 68.79
Papua Pegunungan menjadi provinsi dengan UHH terendah, yakni 64,8 tahun, dengan Kota Nduga sebagai daerah dengan angka terendah, yaitu 55,74 tahun.
Rendahnya UHH di wilayah ini disebabkan oleh rata-rata lama sekolah yang hanya mencapai 4,21 tahun, sehingga mayoritas penduduk tidak menyelesaikan pendidikan dasar. Kondisi ini berdampak pada rendahnya kesadaran akan pentingnya kesehatan.
Selain itu, jumlah tenaga kesehatan gizi yang hanya 247 orang sangat tidak memadai untuk melayani wilayah yang sulit dijangkau, sementara indeks kedalaman kemiskinan sebesar 6,21% mengindikasikan banyak penduduk yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Provinsi lain dengan UHH rendah adalah Sulawesi Barat dengan 66,27 tahun, yang dipengaruhi oleh minimnya infrastruktur kesehatan, kurangnya penyuluhan gizi, dan pola makan yang tidak bervariasi.
Rata-rata lama sekolah di wilayah ini mencapai 8,15 tahun, menunjukkan pendidikan yang sedikit lebih baik dibandingkan Papua Pegunungan, tetapi jumlah tenaga kesehatan gizi yang hanya 362 orang masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kemudian, Papua Selatan mencatat UHH sebesar 66,45 tahun, yang dipengaruhi oleh rata-rata lama sekolah 8,32 tahun dan minimnya tenaga kesehatan gizi yang hanya berjumlah 120 orang. Meski demikian, indeks kemiskinan yang mencapai 3,71% tetap menjadi hambatan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.