News  

Kerugian Bencana di Kota Sukabumi Capai Rp9,6 Miliar pada Tahun 2024

Petugas gabungan melakukan evakuasi material dampak longsor di Kota Sukabumi pada beberapa waktu lalu. Foto: Dok. HALOSMI.
Petugas gabungan melakukan evakuasi material dampak longsor di Kota Sukabumi pada beberapa waktu lalu. Foto: Dok. HALOSMI.

HALOSMI.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat kerugian materil akibat bencana hidrometeorologi yang tersebar di tujuh kecamatan mencapai Rp9.651.250.000. Jumlah tersebut terhitung dari Januari-Desember 2024.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan), nilai kerugian bencana yang mendominasi yakni banjir Rp3.382.470.000, disusul tanah longsor Rp1.944.950.000, lalu cuaca ekstrem Rp1.780.430.000, angin topan/beliung Rp1.242.650.000, kebakaran permukiman Rp1.214.500.000, dan terendah gempa bumi Rp86.250.000.

“Jadi aggregate nilai kerugian terbesar berasal dari bencana banjir, dan terendah gempa bumi,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, kepada HALOSMI.ID, pada Selasa, 14 Januari 2025.

Adapun nilai kerugian bencana berdasarkan wilayah, kata dia, Kecamatan Citamiang paling mendominasi yakni Rp2.229.510.000, disusul Cikole Rp1.898.880.000, kemudian Cibeureum Rp1.864.010.000, lalu Gunungpuyuh Rp1.037.600.000,
Warudoyong Rp852.000.000, Baros Rp851.000.000, dan terendah Lembursitu Rp740.750.000.

“Di sisi lain, selama Januari-Desember itu kami mencatat terjadi 599 kali bencana, dengan kasus bencana yang paling mendominasi yaitu banjir, cuaca esktrem, dan tanah longsor,” jelasnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan bersiaga serta tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadinya bencana, seperti hal nya membuang sampah sembarangan ke sungai.

“Lebih baik lakukan aktivitas seperti membersihkan saluran air, dan pastikan tidak tersumbat ketika curah hujan tinggi melanda Kota Sukabumi, karena hal itu dapat memicu terjadinya bencana,” pungkasnya. (***)