Ragam  

Kenali, Ekofeminisme Gerakan yang Satukan Perjuangan Isu Perempuan dan Lingkungan

Pendekatan ini menghubungkan penindasan terhadap perempuan dengan hubungan manusia yang menindas alam, serta digunakan sebagai kerangka teoritis untuk memahami bagaimana konstruksi gender yang hirarkis dan dualistik berperan dalam dominasi manusia atas lingkungan.

Sejak tahun 1980-an, ekofeminisme mulai memengaruhi gerakan aktivisme feminis, lingkungan, dan seni. Tokoh penting dalam gerakan ini antara lain Françoise d’Eaubonne, penulis asal Prancis yang mencetuskan istilah “ekofeminisme” pada tahun 1974.

Selain itu, ada juga Petra Kelly, politikus Jerman pendiri German Green Party yang menjadi partai lingkungan pertama yang meraih pengaruh nasional.

Kritik Terhadap Ekofeminisme

Menjelang akhir 1990-an, ekofeminisme dikritik karena dianggap terlalu esensialis dan kurang mampu menjawab kompleksitas isu feminisme dan lingkungan.

Salah satu kritik utama datang dari Janet Biehl, seorang ekolog sosial asal Amerika, yang menilai bahwa ekofeminisme terlalu menyederhanakan struktur hierarki dan bentuk-bentuk dominasi yang kompleks.

Pandangan ekofeminis dinilai menyederhanakan hubungan perempuan dan alam, yang mana seolah-olah perempuan lah yang paling dekat dengan lingkungan. Oleh karena itu, ekofeminisme pun dipandang kurang inklusif karena tidak mempertimbangkan berbagai faktor.

Banyak yang menganggap pendekatan ini terlalu teoritis dan sulit diterapkan dalam praktik nyata. Karena keterbatasan tersebut, ekofeminisme menuai banyak kritik sejak tahun 1990-an. Aktivis dan akademisi kemudian lebih memilih pendekatan environmental justice yang lebih luas dan aplikatif.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Ekofeminisme?

Dengan cara pandang yang empatik, ekofeminisme mengajak kita untuk tidak hanya memikirkan kelangsungan hidup manusia, tetapi juga relasi kita dengan alam dan satu sama lain.

Ekofeminisme mempertanyakan struktur kekuasaan yang telah lama meminggirkan suara perempuan dan mengeksploitasi bumi, serta mendorong lahirnya sistem yang adil, berkelanjutan, dan saling merawat.

Kini kita mengetahui bahwa keterlibatan suara perempuan telah membuka jalan bagi perubahan yang lebih manusiawi dan menyeluruh, serta membangun dunia yang lebih adil untuk semua makhluk hidup. Ini mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk keadilan tidak bisa dilakukan secara terpisah.