Dalam studi lain, bahkan ditemukan bahwa pengguna media sosial sering percaya bahwa pengguna lain lebih bahagia dan lebih sukses daripada mereka, terutama ketika mereka tidak terlalu mengenal mereka dalam kehidupan nyata.
Peneliti mengatakan, membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara terus-menerus dapat menimbulkan perasaan minder atau kebutuhan akan perfeksionisme dan ketertiban, yang sering kali menjadi gangguan kecemasan sosial.
2. Mengganggu Perkembangan Otak dan Mental Remaja
Penggunaan media sosial bisa menimbulkan ketakutan akan ketinggalan (FOMO), yaitu ketakutan ekstrem karena tidak diikutsertakan atau melewatkan acara sosial. Banyak orang merasa FOMO terhadap isu atau kabar viral sehingga mereka terus mengikutinya di media sosial.
Sebuah studi memperkirakan bahwa 27% anak-anak yang menghabiskan 3 jam atau lebih sehari di media sosial menunjukkan gejala kesehatan mental yang buruk.
Penggunaan media sosial dan internet yang berlebihan bagi anak-anak dan remaja bisa mengganggu otak dan keterampilan sosial mereka yang masih berkembang.
Penelitian juga menunjukkan bahwa remaja yang terbiasa menggunakan media sosial sejak usia muda mengalami hambatan yang parah dalam keterampilan interaksi sosial.
Sementara itu, penelitian dari California State University menemukan bahwa individu yang mengunjungi situs media sosial setidaknya 58 kali per minggu memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar untuk merasa terisolasi dan depresi secara sosial, dibandingkan dengan mereka yang menggunakan media sosial kurang dari 9 kali per minggu.
3. Persepsi Negatif terhadap Citra Tubuh
Media sosial juga memengaruhi bagaimana orang-orang harus memiliki standar sesuai dengan apa yang dikatakan “media sosial”. Ternyata, persepsi pada media sosial ini dapat memengaruhi cara remaja memandang tubuh mereka sendiri.
Sebuah studi dari University of Pittsburgh mengungkapkan bahwa mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial memiliki risiko 2,2 kali lebih besar untuk melaporkan masalah makan dan citra tubuh jika dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang menghabiskan lebih sedikit waktu di media sosial.
Peneliti menemukan bahwa segala sesuatu mulai dari penampilan fisik, keadaan hidup, hingga kesuksesan di media sosial ternyata mulai diikuti oleh pengguna.
4. Memicu Perundungan
Dalam kasus tertentu, kecanduan untuk mendapatkan “like” atau “comment” di media sosial juga dapat mengarah ke perilaku negatif yang berisiko. Bahkan persaingan untuk mendapatkan perhatian dan suka dapat menyebabkan perundungan online.