Allahummagfirlahu war hamhu wa ‘aafihii wa’fu anhu, wa akrim nuzuulahu wawassi madholahu, waghsilhu bii maa’i watssalji walbaradi, wa naqqihi, minaddzzunubi wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi. Wabdilhu daaran khairan min daarihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhul jannata wa aldzhu min adzabil qabri wa min adzabinnaari wafsah lahu fi qabrihi wa nawwir lahu fihi.
Artinya: “Ya Allah, berikanlah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikan dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik, istri yang lebih baik, dan masukkanlah dia ke dalam surga. Lindungilah dia dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkan kuburnya dan terangi dia di dalamnya.” (HR Muslim)
6. Tidak duduk di atas kuburan
Islam mengajarkan untuk menghormati kuburan dengan tidak duduk atau menginjaknya. Ini sebagai bentuk penghormatan kepada arwah yang telah meninggal.
7. Menyiram kuburan dengan air
Terakhir, menyiram kuburan dengan air dan menaburkan bunga juga menjadi adab dalam ziarah kubur. Hal ini dilakukan untuk menjaga suasana sejuk dan teduh di area makam, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW menyiram [air] di atas kuburan Ibrahim, anaknya dan meletakkan kerikil di atasnya.” (HR Abu Dawud)
Ziarah kubur bukan sekadar tradisi, tetapi juga sebagai pengingat bagi umat Muslim tentang kehidupan setelah mati dan pentingnya memperbanyak amal ibadah.
Dengan menjalankan adab dan tata cara ziarah kubur sesuai ajaran Islam, umat Muslim tidak hanya mendoakan yang telah meninggal, tetapi juga mendapatkan pelajaran berharga untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Demikian tata cara ziarah kubur yang sesuai sunah. Semoga bisa menjadi panduan dalam menjalankan tradisi nyekar menjelang bulan suci Ramadan.