Selama masa pemerintahannya, Sirleaf berhasil mengurangi utang eksternal Liberia secara signifikan dan memperbaiki sektor-sektor penting seperti pendidikan dan kesehatan.
Selain itu, ia juga mendorong investasi asing yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
7. Cristina Fernandez de Kirchner (Argentina, 2007)
Cristina Fernandez de Kirchner, yang menjabat sebagai Presiden Argentina dari 2007 hingga 2015, merupakan pemimpin perempuan pertama yang terpilih secara langsung di negara tersebut.
Selama masa kepresidenannya, Kirchner dikenal karena kebijakan-kebijakan progresifnya yang fokus pada peningkatan kesejahteraan sosial dan perlindungan hak-hak pekerja.
Ia juga berupaya memperkuat ekonomi Argentina melalui program-program yang mendukung industri domestik dan meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, serta perumahan bagi masyarakat miskin.
Di luar kebijakan domestik, Kirchner aktif dalam diplomasi internasional dan memperkuat posisi Argentina di kancah global. Ia dikenal karena penolakannya terhadap intervensi asing dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara di Amerika Latin, serta mengadvokasi kedaulatan Argentina atas Kepulauan Malvinas (Falkland Islands).
Walaupun menghadapi tantangan ekonomi dan kritik dari berbagai pihak, Kirchner tetap menjadi tokoh penting di politik Argentina bahkan setelah masa kepresidenannya ketika ia terpilih sebagai Wakil Presiden pada tahun 2019.
8. Julia Gillard (Australia, 2010)
Julia Gillard adalah mantan Perdana Menteri Australia yang menjabat dari 2010 hingga 2013. Ia dikenal sebagai perempuan pertama yang memimpin negara tersebut dan memiliki berbagai kebijakan progresif, termasuk reformasi pendidikan dan pengenalan sistem perawatan kesehatan yang lebih baik.
Selama masa kepemimpinannya, Gillard berfokus pada peningkatan akses pendidikan dan kesetaraan gender, serta mengimplementasikan kebijakan perubahan iklim yang ambisius.
Kiprah Gillard sebagai pemimpin negara juga diwarnai oleh tantangan besar, termasuk perdebatan mengenai kebijakan imigrasi dan respons terhadap bencana alam. Meskipun menghadapi kritik, terutama terkait dengan kepemimpinannya yang dianggap otoriter, Gillard tetap dihormati karena keberaniannya dalam memperjuangkan kebijakan yang tidak populer tetapi penting.
Ia meninggalkan warisan yang signifikan dalam politik Australia dan terus berkontribusi dalam berbagai isu sosial dan pendidikan setelah masa jabatannya.
9. Ameenah Gurib-Fakim (Mauritius, 2015)
Ameenah Gurib-Fakim adalah presiden Mauritius yang menjabat dari 2015 hingga 2018 dan merupakan perempuan pertama yang memegang jabatan tersebut.