“Itu sudah jelas, terang-terangan pembelotan, fakta di perhitungan itu kan ploting terbuka, bukan lagi asumsi. Saya tidak tahu (alasan NasDem) tapi dalam hasil pembahasan NasDem juga sudah dikasih porsi di wakil ketua Komisi 1, wakil ketua Badan Pemperda, bahkan di Komisi III juga dikasih. Jadi sebetulnya distribusi dari 6 partai itu sudah teratur, sudah kesepakatan,” sambungnya.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kota Sukabumi, Asep Koswara, menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan dinamika politik dalam rapat paripurna pembentukan AKD. Ia mengaku tak bisa berbicara banyak karena dinamika yang terjadi merupakan proses politik antara satu fraksi dengan fraksi lainnya.
“Prosesnya saya kira saya tidak bisa langsung masuk ke dinamika di dalam, karena memang itu ada wilayah politik yang tentunya bukan domain saya, tapi secara umum dari proses pembahasan tadi itu dimulai dari rapat pimpinan dengan para ketua fraksi. Adapun dinamika tadi ini area politik, kepentingan dan sebagainya,” ujar Asep.
Asep menjelaskan, bahwa proses rapat paripurna mulanya berjalan dengan normal. Kemudian rapat sempat diskors satu jam mulai pukul 18.00 WIB. Namun saat skors dicabut, beberapa anggota dewan tak kembali menempati kursi.
“Ada bahasa walk out padahal tidak, tadi itu sudah diskorsing dulu. Jadi dinamikanya berkembang sesuai tatib (tata tertib) kan yang namanya kita di DPRD itu panduannya tatib, kalau tidak sesuai dengan tatib itu tidak bisa dilaksanakan,” kata Asep.
Saat belasan anggota DPRD meninggalkan gedung dewan, lanjut dia, para ketua komisi sudah terpilih. Meski begitu, ia tak memungkiri adanya banyak dinamika yang terjadi di ruang rapat.
“Dinamikanya luar biasa walaupun saya tidak masuk ke dalam (ranah politik), tapi saya lihat luar biasa lah setelah itu muncul sudah keluar keputusan Komisi I hingga III. Ketua Komisi I itu dari Fraksi Gerindra Kamal Suherman, Ketua Komisi II dari Fraksi PPP Muchendra, Ketua Komisi III dari Fraksi NasDem Bambang Herawanto,” pungkasnya. (***)
