HALOSMI.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi belum berniat mencabut status siaga bencana hidrometeorologi yang ditetapkan sejak November 2024. Keputusan tersebut didasarkan pada kondisi cuaca yang masih menunjukkan intensitas hujan tinggi disertai angin kencang di berbagai wilayah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena menjelaskan, cuaca ekstrem yang terus berlangsung meningkatkan potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, serta angin kencang atau puting beliung. Oleh karena itu, BPBD tetap siaga untuk memastikan penanganan darurat dapat dilakukan dengan cepat dan efektif.
“Kami belum mencabut status siaga bencana hidrometerologi karena pertimbangan beberapa faktor yang paling utama adalah faktor cuaca buruk yang ditandai dengan turunnya hujan deras disertai angin kencang yang masih melanda Kabupaten Sukabumi sampai akhir Februari ini,” kata Deden, Kamis 27 Februari 2025.
Data yang dihimpun BPBD Kabupaten Sukabumi, sejak awal tahun 2025, terjadi 68 kejadian bencana hidrometerologi yakni tanah longsor 21 kejadian, banjir tiga kejadian, angin kencang 40 kejadian dan pergerakan tanah empat kejadian.
Dampak dari bencana tersebut sebanyak 56 rumah rusak ringan, 18 rumah rusak sedang dan dua rusak berat, kemudian 32 rumah terancam, 16 unit fasilitas umum dan sosial rusak dengan total kerugian mencapai Rp1,39 miliar, tidak ada korban jiwa maupun luka.
Pada Februari ini, di Kabupaten Sukabumi sudah terjadi beberapa kejadian bencana hidrometerologi di beberapa kecamatan, namun untuk jumlah kejadiannya masih dalam pendataan. Menurut Deden, dengan adanya status siaga itu tujuannya untuk mempercepat penanganan korban bencana, khususnya saat menyalurkan bantuan.
“Dalam mempercepat penanganan bencana, kami sudah menyiagakan petugas penanggulangan bencana kecamatan (P2BK) yang tersebar di seluruh kecamatan atau 47 kecamatan. Selain itu, dengan menyiagakan petugas tersebut untuk meminimalkan dampak bencana baik jumlah korban maupun kerugian materi,” ungkapnya.
Upaya yang dilakukan oleh BPBD untuk meminimalkan dampak bencana yakni dengan memberikan imbauan kepada warga serta memantau setiap informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pihaknya juga mengimbau warga jika mengetahui atau menjadi korban bencana untuk segera melapor ke petugas penanggulangan bencana terdekat agar bisa dengan cepat ditanggulangi sehingga dampaknya bisa ditekan.
“Kami meminta warga yang berada di daerah rawan bencana agar meningkatkan kewaspadaan dan tidak ragu melaporkan kejadian yang berpotensi membahayakan. Dengan koordinasi yang baik, kita bisa mengurangi dampak buruk akibat bencana,” pungkas Deden. (***)