Ragam  

Bubur Asyura dan Jadah Ketan, Hidangan Tradisional yang Hadir di Perayaan Waisak 2025

HALOSMI.ID – Perayaan Hari Raya Waisak 2569 BE yang jatuh pada hari ini, Senin 12 Mei 2025, tidak hanya diwarnai dengan ritual keagamaan yang khidmat, tetapi juga dengan kehadiran berbagai makanan tradisional yang memiliki makna dan sejarah tersendiri.

Di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Sukabumi, beberapa hidangan khas menjadi bagian tak terpisahkan dari momen spesial ini.

Salah satu hidangan yang cukup populer saat Waisak adalah Bubur Asyura. Meskipun lebih dikenal dalam tradisi Islam, di beberapa komunitas Buddhis, bubur yang kaya akan berbagai macam bahan seperti kacang-kacangan, umbi-umbian, dan biji-bijian ini juga disajikan.

Makna di balik banyaknya bahan dalam bubur ini melambangkan keberagaman dan kebersamaan. Proses membuatnya pun seringkali melibatkan banyak orang, mencerminkan semangat gotong royong.

Selain Bubur Asyura, Jadah Ketan juga menjadi hidangan yang sering dijumpai saat perayaan Waisak. Terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan dan dibungkus dengan daun pisang, jadah ketan memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang gurih. Bentuknya yang seringkali lengket melambangkan persatuan dan kebersamaan dalam ajaran Buddha. Jadah ketan seringkali disajikan dengan berbagai macam lauk pendamping seperti serundeng atau tempe bacem.

Di beberapa daerah lain, variasi makanan khas Waisak mungkin berbeda. Ada yang menyajikan sayur lodeh tujuh rupa yang melambangkan tujuh tingkatan kesadaran dalam ajaran Buddha, atau berbagai jenis olahan hasil bumi sebagai ungkapan syukur atas berkah yang telah diterima.

Kehadiran makanan-makanan tradisional ini tidak hanya memeriahkan suasana perayaan Waisak, tetapi juga menjadi sarana untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Melalui hidangan-hidangan ini, nilai-nilai seperti kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur dapat diwariskan dari generasi ke generasi. (***)