News  

BPBD Catat Kerugian Akibat Bencana di Kota Sukabumi Alami Kenaikan

Bencana tanah longsor pasca curah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Sukabumi pada beberapa waktu lalu. Foto: Dok. HALOSMI.
Bencana tanah longsor pasca curah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Sukabumi pada beberapa waktu lalu. Foto: Dok. HALOSMI.

HALOSMI.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat kerugian materil akibat bencana hidrometeorologi yang tersebar di tujuh kecamatan mencapai Rp4.616.500.000. Jumlah tersebut terhitung dari Januari-September 2024.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan), nilai kerugian bencana yang mendominasi yakni tanah longsor kurang lebih Rp1,5 miliar, disusul cuaca ekstrem Rp1,2 miliar, kebakaran permukiman Rp1,1 juta, angin topan/beliung Rp429 juta, banjir Rp 160 juta dan terendah gempa bumi Rp86 juta.

“Aggregate nilai kerugian terbesar berasal dari bencana tanah longsor Rp1.520.700.000, dan terendah gempa bumi Rp86.250.000,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, kepada HALOSMI.ID, pada Jumat, 18 Oktober 2024.

Adapun nilai kerugian bencana berdasarkan wilayah, kata dia, Kecamatan Cikole paling mendominasi yakni kurang lebih Rp1 miliar, disusul Gunungpuyuh kurang lebih Rp792 juta, Cibeureum kurang lebih Rp665 juta, Warudoyong kurang lebih Rp628 juta, Lembursitu kurang lebih Rp673 juta, Citamiang kurang lebih Rp452 juta dan terendah Baros kurang lebih Rp311 juta.

“Di sisi lain, selama Januari-September itu kami mencatat terjadi 247 lalu bencana, dengan kasus bencana yang paling mendominasi yaitu cuaca esktrem, tanah longsor dan banjir,” jelasnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan bersiaga serta tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadinya bencana, seperti hal nya membuang sampah sembarangan ke sungai.

“Lebih baik lakukan aktivitas seperti membersihkan saluran air, dan pastikan tidak tersumbat ketika curah hujan tinggi melanda Kota Sukabumi, karena hal itu dapat memicu terjadinya bencana,” pungkasnya. (***)