“Ini adalah jenis mutasi yang sangat tidak biasa,” kata penulis utama studi ini, Christopher Kaelin, ilmuwan senior di bidang genetika di Stanford University di California, melansir CNN, Rabu 4 Juni.
Kaelin mengungkap reputasi kucing oren yang barbar juga kemungkinan disebabkan oleh sebagian besar mereka adalah jantan. Menurutnya, hal ini bisa menunjukkan bahwa kucing jantan lebih barbar.
Namun, menurutnya hal tersebut tidak dapat mengesampingkan faktor gen Arhgap36 yang kemungkinan mempengaruhi jaringan lain dalam tubuh.