Bashe memprioritaskan sektor-sektor bernilai tinggi, termasuk teknologi, layanan bisnis, manufaktur, layanan konsumen, dan layanan keuangan. Kelompok ini juga menargetkan transportasi, logistik, perawatan kesehatan, dan konstruksi. Sampai saat ini, ada 35 korban yang menjadi serangan Bashe Ransomware.
“Berfokus pada industri ini memungkinkan Bashe untuk memaksimalkan pengaruhnya untuk permintaan tebusan dengan menargetkan sektor-sektor yang menangani data sensitif atau penting,” ungkap Vectra.
Respons BRI
Beberapa waktu setelah unggahan tersebut, akun resmi BRI di X merespons dugaan kebocoran dan menyatakan data dan dana nasabah aman.
“Kami memastikan bahwa saat ini data maupun dana nasabah aman. Seluruh sistem perbankan BRI berjalan normal dan seluruh layanan transaksi kami dapat beroperasi dengan lancar,” kata BRI.
Mereka juga memastikan para nasabah bisa bertransaksi perbankan, termasuk yang digital dengan aman dan seperti biasa.
Bank pelat merah itu menyatakan sistem keamanan mereka terus diperbarui berkala untuk mencegah potensi ancaman.
“Nasabah tetap dapat menggunakan seluruh sistem layanan perbankan BRI, termasuk layanan perbankan digital seperti BRImo, QLola, ATM / CRM, dan layanan BRI lainnya seperti biasa dengan keamanan data yang terjaga,” kata BRI.
“BRI menegaskan bahwa sistem keamanan teknologi informasi yang dimiliki BRI telah memenuhi standar internasional dan terus diperbarui secara berkala untuk menghadapi berbagai potensi ancaman.”
“Langkah-langkah proaktif dilakukan untuk memastikan bahwa informasi nasabah tetap terlindungi,”penegasan BRI.
Nah, bagi kalian yang menggunakan bank ini tetap berhati-hati ya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan!