HALOSMI.ID- Mungkin sudah banyak dari kita yang tahu tentang love language, tapi pernah nggak kepikiran kalau kita juga punya fight language alias tipe-tipe kepribadian ketika hadapi konflik? Yup! Sama seperti cara kita menunjukkan cinta, cara kita ribut pun beda-beda.
Nah, biar kamu lebih mengerti cara kamu dan pasangan menghadapi masalah, yuk kenalan sama tipe-tipe gaya konflik dalam hubungan!
Si Pemikir: Butuh Waktu Buat Mencerna Dulu
Kalau setiap kali ribut kamu cenderung diam dulu, mikir, baru ngomong, kamu mungkin si pemikir. Gaya ini bikin kamu nggak gampang asal ngomong yang menyakitkan hati, tapi bisa bikin pasangan bingung kalau kamu tiba-tiba menghilang.
Biar nggak salah paham, coba kasih tahu dulu kalau kamu butuh waktu sebentar. Mau 20 menit atau semalaman, yang penting dikomunikasikan. Dengan begitu, kamu tetap punya ruang buat mikir, tanpa bikin pasangan merasa diabaikan.
Si Penghindar: Mending Ngalah Daripada Ribut
Kamu lebih pilih bilang “nggak apa-apa” meski jelas-jelas ada yang mengganjal? Atau suka mengganti topik pakai candaan biar suasana adem lagi? Kalau iya, kamu termasuk si penghindar konflik.
Terlihat damai sih, tapi kalau terus-terusan dipendam, lama-lama bisa numpuk jadi rasa kesal yang meledak di lain waktu.Padahal, konflik itu nggak selalu buruk, loh! Justru bisa jadi momen buat makin ngerti satu sama lain.
Coba mulai dari hal kecil dengan pakai kalimat “aku” biar nggak terkesan menyalahkan. Misalnya, “Aku agak kepikiran waktu kamu…” atau “Aku butuh sedikit pengertian soal…” biar kamu bisa jujur tanpa bikin suasana makin tegang.
Si People Pleaser: Yang Penting Semua Senang, Kecuali Diri Sendiri
Kamu paling nggak tahan bikin orang lain kecewa, jadi sering banget ngalah dan minta maaf duluan, bahkan kalau sebenarnya kamu yang tersinggung. Tujuannya sih biar suasana tetap adem, tapi lama-lama bisa bikin kamu terabaikan sendiri.
Coba tanya ke diri sendiri, kamu beneran ikhlas atau cuma takut bikin orang nggak nyaman? Nggak apa-apa kok ngomong jujur soal perasaanmu karena nggak semua konflik harus kamu redam demi jaga hati orang lain.
Si Penahan Emosi: Diam-diam Ngebul, terus Meledak
Awalnya kamu terlihat kalem karena setiap kesal selalu dipendam atau kecewa ditelan. Makin lama makin numpuk, sampai akhirnya… boom! Meledak juga. Entah itu marah besar atau nangis tiba-tiba, orang lain bisa kaget karena nggak nyangka kamu sudah segitu emosinya.
Kalau kamu merasa relate, artinya sudah saatnya belajar ngomong dari awal, sebelum emosi keburu meletus. Coba biasakan pakai kalimat “aku ngerasa…” buat jujur soal perasaanmu, dan jangan ragu cari pelampiasan sehat, entah menulis unek-unek atau lari sambil dengar lagu galau.
Si Konfrontatif: Langsung Gas, Kadang Terlalu Keras
Kamu nggak ragu buat menyampaikan masalah dan ngomong terus terang. Sayangnya, gaya ngomongmu kadang terlalu “langsung” sampai bikin orang lain ciut atau merasa diserang. Mungkin hal ini dikarenakan kamu belum menemukan cara yang lebih sehat untuk menyampaikan unek-unek atau kamu memang lagi merasa tersudut.
Kalau ini gaya kamu, ingat, bahkan argumen paling masuk akal pun bakal tenggelam kalau disampaikan sambil marah-marah.
Coba tarik napas dulu sebelum ngomong, kasih jeda buat menenangkan diri, dan belajar mendengarkan juga, bukan cuma ngomong. Kadang, tenang bisa jadi senjata paling kuat.
Nah, dari cara diatas mana yang jadi karakter kamu?