Presiden Prabowo Ingin Indonesia Swasembada Energi, Inilah Bahan Bakar Pengganti BBM

HALOSMI.ID- Pemerintahan era Presiden RI Prabowo Subianto ingin Indonesia bisa swasembada energi. Nah Salah satu swasembada energi yang sulit untuk dicapai adalah swasembada Bahan Bakar Minyak (BBM) karena Indonesia saat ini masih sebagai negara impor minyak mentah dengan jumlah besar.

Namun, sebagai cara Indonesia untuk memenuhi itu, selain BBM Indonesia setidaknya memiliki ragam komoditas yang bisa dijadikan Bahan Bakar untuk kendaraan dan bisa dihasilkan di dalam negeri.

Lantas, apa saja bahan bakar pengganti BBM yang bisa digunakan di dalam negeri?

1. Bioetanol

Indonesia saat ini tengah mengembangkan sumber bahan bakar pengganti BBM yang berasal dari tetes tebu atau molase yang disebut sebagai Bioetanol. Bioetanol sendiri digunakan sebagai bahan campuran BBM.

Dalam catatan Kementerian ESDM, produksi bioetanol di Indonesia baru mencapai sekitar 40 ribu kiloliter (KL) per tahun. Target pemerintah untuk tahun 2030 adalah mencapai produksi sebanyak 1,2 juta KL, yang diharapkan dapat mengurangi impor BBM sebesar 60%, khususnya pada jenis bensin yang mencapai 35,8 juta KL pada tahun 2022.

2. Bahan Bakar Gas (BBG)

Salah satu sumber energi bersih yang diandalkan dalam proses transisi energi ini yaitu gas. Emisi gas dinilai jauh lebih rendah daripada batu bara, sehingga cocok untuk sumber energi saat transisi dari energi fosil ke energi bersih.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan, gas bumi menjadi sumber energi yang paling cocok untuk fase transisi energi ini, terutama karena Indonesia memiliki pasokan gas yang cukup melimpah saat ini.

Djoko mengungkapkan bahwa sekitar 30 tahun yang lalu, Indonesia pernah memanfaatkan gas sebagai sumber energi untuk sektor transportasi. Saat itu, telah dibangun 28 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), tetapi permintaan untuk kendaraan berbahan bakar gas menurun karena kurangnya dukungan kebijakan pemerintah.

3. Kendaraan Listrik

Saat ini, Indonesia tengah mendorong penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri. Bahkan Indonesia sendiri juga mendorong ekosistem baterai kendaraan listrik.

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo buka-bukaan perihal murahnya mengisi daya kendaraan listrik melalui Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Di mana, biaya yang dikeluarkan untuk mengisi daya hanya Rp3.500 setara 1 liter BBM.

Untuk SPKLU sudah ada tarif dari Menteri ESDM jadi sekitar Rp 3.500 per 1 liter equivalent pakai SPKLU.

4. Hidrogen

Salah satu upaya untuk mencapai target NZE 2060 yaitu dengan mengembangkan salah satu energi baru, yakni hidrogen. Bukan tanpa alasan, Indonesia memiliki potensi energi hidrogen hingga 32 juta ton per tahun.