HALOSMI.ID – Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sukabumi dengan agenda pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang berlangsung pada Selasa malam, 22 Oktober 2024, diwarnai aksi walk out. Akibatnya, beberapa kursi anggota DPRD nampak kosong usai ditinggalkan sebelum rapat paripurna usai.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, rapat paripurna pembentukan AKD tersebut membahas siapa saja yang mengisi posisi di pimpinan Komisi 1, Komisi II, Komisi III, Badan Kehormatan (BK), Badan Anggaran (Banggar), Badan Musyawarah (Bamus), dan Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapem Perda).
Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi dari Fraksi PDI Perjuangan, Rojab Asyari, mengatakan ada 16 anggota dewan dari lima fraksi yang melakukan aksi walk out, diantaranya dari fraksi Partai Golkar, PDI Perjuangan, PAN, PPP, dan Demokrat. Mereka bersepakat untuk tidak melanjutkan rapat tersebut lantaran ada satu fraksi yang dianggap membelot.
“Bukan kecewa terhadap hasil, bukan. Jadi, sebelum rapat pembentukan AKD ini, para pimpinan partai sepakat membentuk koalisi perubahan. Didalamnya ada PAN, PPP, Demokrat, Golkar, PDI Perjuangan, dan NasDem dengan jumlah kursi 19. Keenam partai ini membuat kesepakatan kerjasama gabungan Fraksi Perubahan,” ujar Rojab, pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Sebelumnya, kata dia, para pimpinan partai politik yang disebutkan beserta utusannya di DPRD Kota Sukabumi sudah berkomitmen untuk membuat koalisi. Bahkan, dalam dokumen kesepakatan yang diterima dicantumkan komposisi AKD. Selain itu, ada beberapa kesepakatan lain yang harus ditaati anggota Fraksi Perubahan. Namun saat rapat paripurna, satu partai koalisi, yaitu NasDem tiba-tiba mengambil keputusan berbeda.
“Jadi intinya, kita walk out itu bentuk kekecewaan karena ada satu partai di koalisi yang melakukan pembelotan. Padahal sebelumnya sudah ada komitmen. Makanya kita sepakat diperintahkan ketua partai, kita menentukan sikap untuk tidak menghadiri rapat paripurna. Silahkan rapat paripurna dilanjutkan apapun hasilnya kita akan menerima,” ungkapnya.
Ia menegaskan, 16 anggota DPRD yang walk out itu tidak mempermasalahkan hasil pembentukan AKD yang sudah diputuskan. Namun, ucap dia, mereka menyayangkan adanya pengkhianatan yang terjadi di lingkup DPRD. Pihaknya juga menyinggung kesepakatan yang sudah dijalin dengan Ketua DPD Partai NasDem Kota Sukabumi, Mulyono.
“Kekecewaan kita sebenarnya bukan dalam hasil tapi ada sebuah pengkhianatan dari hasil kesepakatan. Dengan pembelotan NasDem itu ya akhirnya tidak sesuai dengan komitmen. Komitmen itu dibangun punya tujuan, di parlemen ini punya harapan bahwa kita akan solid, program-program yang dikolaborasikan dengan teman-teman lain,” bebernya.